Sabtu, 17 Mei 2014

Gambar lapisan kulit

Asuhan Keperawatan Pada Klien Alkalosis Respiratorik



Asuhan Keperawatan Pada Klien Alkalosis Respiratorik

A.Pengertian Alkalosis Respiratorik
            Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat)
Penurunan primer dari PaCO2 (hipokapnea) sehinggan terjadi penurunan PH. PaCO2 <> 7,45. Kompensasi ginjal berupa penurunan ekskresi H+ dengan akibat lebih sedikit absorbsi HCO3 . Penurunan HCO3 serum berbeda-beda, tergantung apakah keadaanya akut atau kronik.

B.Etiologi
Sebab-sebab alkalosis Respiratorik (sebab dasar =hiperventilasi)
Perangsangan sentral terhadap pernafasan
1. Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
2. Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis
3. Gangguan SSP
4. Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak
5. Tumor otak
6. Intoksikasi salisilat (awal)
Hipoksia
1. Pneumonia, asma, edema paru
2. Gagal jantung kongestif
3. Tinggal ditempat yang tinggi

Ventilasi mekanik yang berlebihan
Mekanisme yang belum jelas
Keseimbangan sebelum terjadi alkalosis respiratorik

G.Proses Keperawatan
1).Pengkajian
a.Idenitas klien
            Nama                           :
            Umur                           :
            Jenis kelamin               :
            Pendidikan                  :
            Pekerjaan                     :
            Agama                         :
            Suku bangsa                :
            Alamat                                    :
            Status perkawinan       :
            Diagnosa medis           :
            Alasan masuk              :
            Sumber informasi        :
            Yang dapat dihubungi            :
            Pekerjaan                     :
Pengkajian Data Fokus
§ Aktivitas dan Istirahat
~ dispnea dengn aktivitas maupun istirahat
§ Sirkulasi
~ S3 / S4 / irama jantung, Gallop (gagal jantung sekunder tanpa efusi)
~ Nadi apical (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal dengan ketegangan pneumotoraks.
~ Tanda Homman (bunyi renyah sehubungan dengan denyutan jantung menunjukkan udara dalam mediastrum)
~ Tekanan darah : hipotensi
~ DJV
§ Integritas ego
~ Ketakutan
~ Cemas
~ Gelisah
§ Nyeri atau kenyamanan
~ Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan, batuk
~ Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk/ regangan
~ Mengerutkan wajah
§ Pernafasan
~ Kesulitan bernafas
~ Peningkatan frekuensi/ takipnea dan kedalaman pernafasan
~ Peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori pernafasan pada dada, leher; retraksi interkostal, ekspirasi abdomen kuat
~ Bunyi nafas menurun atau tidak ada (sisi yang terlibat)
~ Fremitus menurun (sisi yang terlibat)
~ Palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma/ kemps; penurunan pada jaringan dengan palpasi)
~ Inspeksi : kulit pucat, sianosis, berkeringat
§ Pemeriksaan Diagnostik
~ Nilai gas darah arteri (GDA)
PaCO2 <> 7,40. Penurunan tekanan oksigen darah arteri (PaCO2).
~ Elektrolit serum
Menentukan adanya gangguan metabolic asam basa.
~ Fosfat serum
Mungkin turun < 0,5 mg/dl (normalnya adalah 3,0-4,5 mg/dl). Karena alkalosis yang menyebabkan peningkatan ambilan fosfat ke sel-sel.
~ EKG
Mendeteksi disritmia jantung, yang mungkin terjadi dengan alkalosis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul diantaranya :
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan trauma (tembus paru)
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
4. Resiko infeksi dengn faktor resiko trauma
5. Ansietas (kecemasan) berhubungan dengn krisis situasional
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN (untuk Diagnosa ke-2)
Dx.: 2
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Tujuan : Memepertahankan pola nafas agar efektif
Kriteria hasil :
~ Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD: 120/80mmHg, N: 60-100 x/mnt, R: 16-24x/mnt, S: 35,5-37,5ÂșC)
~ PaCO2 dalm batas normal (35-45 mmHg)
~ HCO3- dalm batas normal (22-26 mEq/L)
~ pH dalam batas normal (73,5-74,5)
~ Selisih GAP anion normal (8-16 mEq/L)
Intervensi :
§ Mengidentifikasi etiologi/ factor pencetus
Rasional : pemahaman penyebab kolaps paru perlu untuk pemasangan selang dada yang tepat dan memilih tindakan terapeutik lain.
§ Kaji frekuensi kedalaman dan kualitas pernafasan
Rasional : mengetahui perubahan dalam kesulitan bernafas
§ Auskultasi dada secara periodic, catat bila ada kelainan bunyi pernafasan
Rasional : memberikan informasi tentang adanya obstruksi jalan nafas
§ Menutup defek dengan kassa berlemak (petrolatum gauze) dan memasang balutan kassa tebal
Rasional : memperbaiki kerusakan struktur yang lebih dalam
§ Pantau tanda vital
Rasional : manifestasi distress tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
§ Kaji volume tidal
Rasional : menentukan jumlah udara inspirasi dan ekspirasi
§ Awasi kesesuaian pola pernafasan bila menggunakan ventilasi mekanik, catat perubahan tekanan udara
Rasional : kesulitan bernafas dengan ventilator dan atau peningkatan tekan jalan nafas didiga memburuknya kondisi atau terjadinya komplikasi
§ Kolaborasi untuk pemeriksaan gas darah arteri (GDA)
Rasional : membantu mendiagnosa etiologi alkalosis respiratorik dan untuk mengetahui keberhasilan bantuan nafas
§ Kolaborasi pemberian terapi oksigen
Rasional : Memenuhi kebutuhan oksigen pasien untuk memperbaiki/ mencegah memburuknya hipoksia
§ Kolaborasi untuk perlunya pemasangan alat jalan nafas
Rasional : menstabilkan respirasi
§ Berikan Health Education (HE) mengenai open pneumotoraks yang dialami pasien
Rasional : pasien mengerti akan penyakit maupun keadaan yang sedang dialaminya

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil dari perencanaan apakah tercapai atau tidak.

F. DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Dokumentasi keperawatan adalah kumpulan informasi perawatan dan kesehatan pasien yang dilakukan oleh perawat sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan dalam memberikan asuhan keperawatan